Upacara Cinta

sinceretarot.wordpress.com

“Apakah upacara itu menyembuhkan jiwa?”, demikian segelintir anak-anak muda bertanya ingin tahu. Tergantung pada seberapa dalam manusia memaknakan upacara. Kalau pemaknaannya dalam, upacara juga menyembuhkan jiwa.

Di Jepang sana ada upacara indah seni meminum teh. Langkah pertama dalam upacara ini adalah mengosongkan cangkir. Maknanya, kosongkan dulu cangkir pikiran dari masa lalu dan masa depan, kemudian seseorang bisa menuangkan teh kekinian.

Sahabat-sahabat yang meditasinya mendalam mengerti, pikiran yang belum disentuh meditasi penuh dengan masa lalu dan masa depan. Masa lalu mengejar lengkap dengan memori buruk serta rasa bersalah. Masa depan memenuhi cangkir pikiran dengan ketakutan dan kecemasan. Khususnya ketakutan akan kematian.

Sebagai akibatnya, cangkir pikiran tidak pernah bisa diisi oleh hadiah kehidupan bernama masa kini. Sebagaimana dikenal luas di dunia meditasi, masa lalu sudah lewat, masa depan belum datang. Satu-satunya hadiah kehidupan bernama saat ini. Itu sebabnya dalam bahasa Inggris saat ini disebut the present (hadiah).

Keadaan batin yang istirahat sempurna di saat ini kemudian menjadi rahim bagi lahirnya bayi bernama pengetahuan diri yang sejati. Begitu pengetahuan akan diri sejati lahir, maka setiap langkah kehidupan diterangi oleh cahaya. Cahaya ini yang membuat semua kegelapan kebodohan dan ketidaktahuan lenyap menghilang.

Di Bali, ada putaran waktu yang sangat sakral. Makanya tetua menandainya dengan hari raya Galungan dan Kuningan. Sehari sebelum hari Galungan, masyarakat memotong babi. Simbol di balik memotong babi sederhana, memotong kebodohan dan ketidaktahuan.

Babi bisa dipotong dengan pisau, tapi kebodohan dan ketidaktahuan hanya bisa dipotong oleh kedalaman konsentrasi (samadhi). Di tingkat kesempurnaan, konsentrasi berarti menerima, mendekap, tersenyum pada setiap berkah kekinian. Terutama karena semua putaran kehidupan adalah senyuman kesempurnaan yang sama.

Begitu seseorang bisa mendekap setiap berkah kekinian secara sempurna, di sana jiwa bisa mengalami kedamaian. Di hari Kuningan, ia ditandai oleh janur yang digantung di depan rumah yang berbentuk mirip bulan purnama. Ia melingkar sempurna. Titik awal adalah titik akhir. Di pilosofi Timur, ia disebut mandala (kesempurnaan).

Seorang bule pernah bertanya tentang upacaranya tetua Bali, dengan spontan Guru di dalam menjawab, upacara orang Bali adalah upacara cinta. Buktinya, tidak saja alam atas seperti para dewa yang diberi persembahan, alam bawah juga diberi suguhan. Ia sebentuk cinta yang tidak bersyarat (unconditional love).

Kembali ke pertanyaan awal soal upacara yang menyembuhkan, upacara tentu saja membawa kemungkinan kesembuhan jiwa. Cuman, ia hanya menyembuhkan kalau manusia memaknakan upacara secara dalam. Di tingkat yang terdalam, upacara adalah ekspresi cinta yang tidak bersyarat.

Penulis: Gede Prama

Terbit di http://gedeprama.blogdetik.com Desember 2014

7 Jenis Bunga Terbaik dan Maknanya Bagi Cinta

Dulu, sekarang dan entah sampai kapan, Bunga menjadi salah satu media yang tepat untuk mengungkapkan perasaan cinta. Tujuh jenis bu...