“Cinta… Senantiasa berbicara ketika lidah
kehidupan terdiam kaku. Mengubah pahit menjadi manis, debu beralih menjadi
emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara jadi telaga, derita
menajdi nikmat dan kemarahan menajdi rahmat.”
“Cinta.. Adalah suatu bentuk
keindahan, yang bersinar dari kedalaman perasaan manusia, merupakan mimpi yang
menyenangkan yang ditegakkan diantara kesadaran..”
Hmm, banyak banget
definisi-definisi cinta bagi para pengembannya, khususnya cinta pada lawan
jenis, dan khususnya lagi, bagi mreka yang sedang mengalami indahnya asmara.
Rasanya dunia ini hanya milik berdua.! Ga tau tempat, ga tau waktu, bahkan ga
tau kepercayaan.. itulah cinta buta. Hingga akhirnya cinta menjadi suatu
kebebasan diri tanpa aturan, yang penting C – I – N – T - A. Ketika cinta jadi
alasan, seakan tak ada yang bisa menghalang perjalanan. Namun yang jadi
pertanyaan, apakah itu yang dinamakan cinta? .
Mengorbankan Aqidah?
Cinta memang hal menarik
yang diperbincangkan. Cinta kepada Allah sebagai pencipta kita, lepada orang
tua, kepada sesama umat islam dan tentu kepada lawan jenis sebagai tanda fitrah
kita yang Allah berikan.
“Cinta adalah pengorbanan.
Bila cinta adalah luka, aku tak akan peduli seberapa sakitnya.”
Begitulah kutipan kata pada
zaman sekarang, khususnya bagi muda-mudi yang jatuh cinta pada lawan jenis.
Katanya, cinta itu pengorbanan. Kalau cinta tanpa pengorbanan, bukan cinta
namanya. Pengorbanan harta, jiwa dan raga, bahkan akidahpun dikorbankan!
Banyak diantara mereka yang
pindah agama hanya karena cinta buta. Atas nama cinta, akidah digadaikan.
Syukur kalau pindah agama menuju islam, menuju keselamatan. Nah kalau dari
islam ke agama lain? Sudah biasa juga sekarang..
Seperti yang marak terjadi
dikalangan artis kini. Agama sepertinya sudah menjadi permainan bagi mereka.
Berpapas muka.. Saling jatuh cinta.. menjalin hubungan.. pacaran.. eh mau nikah
ga bisa karna beda agama. Memang hukum di Indonesia mengaruskan pernikahan itu
harus satu agama. Karena itu, bagi mereka yang jatuh cinta “beda alam” dan
kebelet pengen nikah tapi ga bisa, caranya ya dengan pindah agama. Kalaupun
ingin tetap memegang keyakinan masing-masing, mereka kabur keluar negeri untuk
melakukan pernikahan disana yang tak memiliki aturan seagama untuk menikah.
Padahal, dunia ini kan milik Allah, dimanapun mereka menikah, tetap saja hukum
Allah yang berlaku. Nikah beda agama? Jangan coba-coba.
“Inikan sudah takdir
tuhan..”
Ada satu pendapat
menggelitik ketika seorang artis ditanya mengenai pernikahannya dengan non
muslim. “inikan sudah takdir tuhan..”.
Menikah itu pilihan manusia,
jangan samakan dengan takdir.. lalu, padasaat kita makan makanan haram, apa itu
takdir pula? Itu adalah pilihan yang dimana kita bisa memilih, ya atau tidak,
taat atau tidak. Baik atau buruk. Semuanya merupakan daerah yang dimana kita
masih bisa memilih. Allah telah menunjukan mana jalan yang benar dan mana yang
salah, dengan jelas Ia menyatakan :
“Kami telah menunjukan
kepadanya dua jalan” (TQS Al-Balad 90:10)
Dan kita sendiri yang akan
menerima resiko dari apa yang kita pilih
“Tiap tiap diri bertanggung
jawab atas apa yang telah diperbuatnya” (TQS Al-Mudassir 74:38)
Nah sekarang, nikah sesama
muslim atau tidak. Itu masih berupa pilihan bukan?
Dasar pilihan kita, hukum
islam tentunya
Jika menikah beda Allah
Ta’ala berfirman tentang larangan menikahi orang-orang musyrik, “Dan
janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun
dia menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke
neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. Dan Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka
mengambil pelajaran.” (QS al-Baqarah [2]: 221)
Dalam ayat lain, Allah
Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah
kepadamu perempuan-perempuan yang beriman, Maka hendaklah kamu uji (keimanan)
mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka. Jika kamu telah
mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman, maka janganlah kamu kembalikan
mereka (wanita mukmin) kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir. Mereka
(wanita mukmin) tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir
itu tiada halal pula bagi mereka.” (QS al-Mumtahanah [60]: 10)
Saya kutipkan dari website
muslim.or.id tentang pendapat para ulama seputar penjelasan ayat ini. Menurut
Imam al-Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Para ulama kaum muslimin
telah sepakat tidak bolehnya pria musyrik (non muslim) menikahi (menyetubuhi)
wanita muslimah apa pun alasannya. Karena hal ini sama saja merendahkan
martabat Islam.” (Tafsir al-Qurthubi, Muhammad bin Ahmad al-Anshori
al-Qurthubi, Mawqi’ Ya’sub, 3/72)
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan,
“Ayat ini (surat al-Mumtahanah ayat 10) menunjukkan haramnya wanita muslimah
menikah dengan laki-laki musyrik (non muslim)” (Tafsir al-Quran
al-‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Qurthubah, 13/521)
Imam asy-Syaukani rahimahullah dalam
kitab tafsirnya mengatakan, “Ayat ini (surat al-Mumtahanah ayat 10) merupakan
dalil bahwa wanita muslimah tidaklah halal bagi orang kafir (non muslim). Keislaman
wanita tersebut mengharuskan ia untuk berpisah dari suaminya dan tidak hanya
berpindah tempat (hijrah)” (Fathul Qodir, Muhammad bin ‘Ali asy-Syaukani,
Mawqi’ at-Tafasir, 7/207)
Dengarkan kebenaran, demi
kebaikanmu kawan!
Nah, kesimpulannya, menikah
beda iman itu dilarang oleh islam. Bagaimana tidak, dari cinta akan
menghasilkan generasi baru. Cinta merupakan awal dari suatu pernikahan dua
insan, awal dari lahirnya generasi penerus yang akan menjadi khalifah dibumi.
Pernikahan merupakan salah satu upaya melestarikan keturunan agar umat islam
semakin kuat dan kokoh dengan melahirkan generasi d amanah, shaleh, shalehah
kemudian menyebarkan kebenaran diseluruh penjuru bumi. Jadilah keluarga
sakinah, mawadah, warohmah dan akan dipertemukan diakhirat bersama-sama di
surga. Siapa yang nggak mau?
Maka, bagi kalian yang jatuh
cinta namun beda akidah, generasi seperti apa yang akan kau bentuk? Buah hati
yang akan menyelamatkan orangtuanya pastinya.
Akhir kata, Kuatkan akalmu
diatas apa yang kamu mau (dalam hatimu). Pikirkan kembali apa dampak yang akan
timbul jika rasa itu mambawa kita pada murka Ilahi..
Pikirkan kembali, apa yang
kelak akan kau katakan dihadapan Allah untuk mempertanggungjawabkan pilihanmu?
Umar bin Khattab juga selalu
merasa bimbang terhadap dirinya sendiri, “Apa yang hendak kau katakana pada
Rabbmu besok di akhirat?” beliau senantiasa melantunkan syair untuk menasihati
dirinya, “bukankah kamu adalah seorang yang rendah, lalu Allah mengangkatmu.
Bukankah kamu dahulu adalah orang yang sesat, lalu Allah memberi petunjuk
kepadamu. Bukankah kamu dahulu adalah orang yang hina, lalu Allah memuliakanmu.
Lalu apa yang hendak kau lakukan kepada Rabbmu dihari esok (akhirat)?”
Itu menjadi bahan renungan
bagi kita semua, jadi hatiihati dalam memilih.. sudah tau kebenarannya seperti
apa kan? Maka Pilihlah kebenaran.
Jadikan Islam sebagai
pondasimu, Niscahya kau akan selamat
Selalu ikuti petunjuk
Rabbmu, Bahagialah kau diakhirat.
Wallohu’alam bishawab
No comments:
Post a Comment